Kamis, 14 Oktober 2021

JADWAL POST TEST TEMA 4 SUBTEMA 2 KELAS 6A

 JADWAL POST TEST TEMA 4 SUBTEMA 2 KELAS 6A

Berikut jadwal POST TEST TEMA 4 SUBTEMA 2 :


BAHAN POST TEST 2 TEMA 4 :
  1. PPKN : KEBERAGAMAN MASYARAKAT
  2. BAHASA INDONESIA : KATA BAKU DAN TIDAK BAKU
  3. IPA : CARA MENGHASILKAN DAN MENYALURKAN ENERGI LISTRIK
  4. IPS : KERJASAMA NEGARA ASEAN
  5. SBDP : REKLAME
  6. MATEMATIKA : PENGENALAN LINGKARAN
SEMUA MATERI DAPAT DIPELAJARI DI YOU TUBE CHANNEL IBU GURU REI.
PELAKSANAAN POST TEST HANYA 1 X 24 JAM. SETELAH ITU LINK KAMI CLOSE






Rabu, 29 September 2021

SOAL POST TEST TEMA 3 SUBTEMA 3 KELAS 6A

 SOAL POST TEST TEMA 3 SUBTEMA 3 KELAS 6A


Berikut adalah soal Post test tema 3 subtema 3 Kelas 6A:
  1. PPKN : PPKN 
  2. BAHASA INDONESIA : BAHASA INDONESIA
  3. IPA : IPA
  4. IPS : IPS
  5. SBDP : SBDP
  6. MATEMATIKA : MATEMATIKA
KERJAKANLAH SOAL BERIKUT DENGAN SEBAIK - BAIKNYA


Minggu, 26 September 2021

SOAL POST TEST TEMA 3 SUBTEMA 2

SOAL POST TEST TEMA 3 SUBTEMA 2


Berikut adalah soal POST TEST TEMA 3 SUBTEMA 2 KELAS 6A:
  1. PPKN : PPKN
  2. BAHASA INDONESIA : BAHASA INDONESIA
  3. IPA : IPA
  4. IPS : IPS
  5. SBDP : SBDP
  6. MATEMATIKA : MATEMATIKA

 

Rabu, 01 September 2021

POST TEST TEMA 2 SUBTEMA 2

POST TEST TEMA 2 SUBTEMA 2 


Berikut ini adalah soal post test tema 2 subtema 2:
  1. PPKN : PPKN
  2. BAHASA INDONESIA : BAHASA INDONESIA
  3. IPA : IPA
  4. IPS : IPS
  5. SBDP : SBDP
  6. MATEMATIKA : MATEMATIKA

 

Rabu, 04 Agustus 2021

JADWAL POST TEST TEMA 1 SUBTEMA 2 KELAS 6A

JADWAL POST TEST TEMA 1 SUBTEMA 2 KELAS 6A


Berikut jadwal post test tema 1 subtema 2 kelas 6:


BAHAN POST TEST 1 TEMA 1 :
  1. PPKN : NILAI PANCASILA 
  2. BAHASA INDONESIA : MENENTUKAN IDE POKOK
  3. IPA : PERKEMBANGBIAKAN TUMBUHAN (GENERATIF DAN VEGETATIF)
  4. IPS : ASEAN
  5. SBDP : PATUNG NUSANTARA
  6. MATEMATIKA : PENJUMLAHAN BILANGAN BULAT
SEMUA MATERI DAPAT DIPELAJARI DI YOU TUBE CHANNEL IBU GURU REI.
PELAKSANAAN POST TEST HANYA 1 X 24 JAM. SETELAH ITU LINK KAMI CLOSE

 

Selasa, 03 Agustus 2021

ARTIKEL INOVATIF

ARTIKEL INOVATIF

AYAH, AKU BERHASIL MEMBANGGAKANMU

Oleh : REMAINAR WIYOGA PUTRI, S.Pd.

Malam itu, aku ingat sekali. Saat akan kututup pintu karena jam sudah menunjukkan waktu 20.30, tiba – tiba seorang Bapak sepuh yang dari luar pagar tampak masuk ke halaman kami. Karena kami sedang tidak menunggu tamu dan wali murid sudah menjemput anak–anaknya, aku pun menghampiri Bapak tersebut.

“Ada yang bisa kami bantu, Pak?” tanyaku.

Dengan sopan dan lirih suaranya beliau bertanya, “Apakah anak saya bisa ikut belajar di sini?” Karena telah mengerti, kami mempersilakan masuk ke ruang belajar kami.

Di dalam ruangan, beliau bercerita tentang maksud dan tujuannya menghampiri kami. Dalam ceritanya beliau menginginkan anak–anaknya ikut belajar bersama kami. Itu merupakan hal yang biasa menurut kami awalnya.

Lalu beliau bercerita, “Rumah saya daerah ketintang.” Kami pun masih biasa dalam menerima informasi tersebut, sebelum beliau berbicara, “kami tidak ada alat transportasi mandiri untuk anak–anak, sehingga anak – anak akan datang kesini dengan naik transportasi umum.”

Mulai saat inilah saya mulai bertanya pada beliau, “transportasi apa, Pak yang bisa sampai ke sini?” tanyaku ingin tahu.

Beliau menjawab dengan nada datar. “Bisa, Bu. Bemo.”

Bemo adalah sebuah angkutan umum yang saat itu masih ramai digunakan karena ojek online belum marak seperti saat ini. Tak tanggung–tanggung saat itu beliau ingin mengikutkan belajar 2 orang putrinya. Putri yang pertama ada di kelas 9 sebuah SMP negeri di Surabaya, putri yang kedua kelas 7 dengan SMP yang sama dengan kakaknya.

Setelah menjelaskan teknis pembelajarannya wali murid berhak memilih jam belajar sesuai dengan waktu yang diinginkan. Beliau memilih pukul 19.00 sehingga bisa selesai antara pukul 20.30 hingga 21.00. Inilah yang membuat dilema, apakah masih ada angkutan umum pada jam tersebut? Namun, sang Ayah berujar, “tidak apa–apa, Bu. Masih ada angkutannya.” Baiklah setelah deal hari dan jamnya, beliau pamit pulang.

Kulihat beliau keluar pagar menuju ke jalan besar, sambal kulihat kanan dan kiri memang tidak ada kendarataan bermotor baik sepeda motor dan mobil pun tak ada. Kulihat dari jauh bapak tersebut berbelok ke jalan besar, berharap memang beliau sedang ditunggu oleh teman atau anggota keluarganya di ujung jalan.

Keesokan harinya, kami belajar seperti biasa dan ketika waktu menunjukkan pukul 19.00, pintu kami diketuk oleh dua orang remaja putri yang sangat santun dalam bersikap. Ditunjukkan dengan cara mereka tidak masuk ruang belajar sebelum dipersilakan dan mereka membungkuk memberikan salam pada kami.

“Ahhh, keluarga ini sangat keren!” pikirku.

Setelah memperkenalkan diri kami masing–masing mereka ikut belajar dan kesan pertama belajar bersama

mereka, mereka adalah anak–anak yang sangat rajin dan rasa ingin tahunya tinggi. Hari pertama belajar selesai, jam menunjukkan 20.30 karena aku khawatir nanti anak–anak ini bagaimana cara mereka pulang.

“Dek, pulang ini naik apa?” tanyaku.

“Naik angkutan umum di ujung jalan, Bu!” serunya.

Tanpa ada perasaan khawatir perasaan takut di wajahnya mereka kompak menjawab, “Mungkin aku yang terlalu baper,” pikirku.

Sambil mereka meninggalkan tempat belajar kami, kuikuti mereka sampai ke pagar, berasa melepas anak kami sendiri sampai kuulangi berkali–kali. “bener gapapa kah, naik angkutan umum jam segini?”

Raut muka mereka masih sangat ceria dan menjawab, “Nggak apa-apa, Bu.” Sambil mereka tertawa lepas.

Setelah keluar pagar, mataku masih tertuju pada dua anak remaja putri itu sampai belok diujung jalan baru aku kembali masuk.

Lalu, “Bu, kami sudah sampai di rumah!” Mereka dengan lantangnya berseru di saluran telepon. Kujawab dengan tawa dan lega mereka sampai di rumah dengan selamat. Setiap kali mereka pulang memang kuwajibkan untuk memberi kabar pada kami. Dengan kedekatan kami yang seperti ini tak ayal kami lebih berbagi dalam hal apapun, ibarat kami memiliki seorang sahabat yang notabene masih seorang remaja. Dari mulai pembahasan tentang pelajaran, hingga kehidupan remaja zaman now.

Setelah berbulan–bulan mereka belajar bersama kami, tibalah musim penghujan. Nah, di sini mulai baper kembali. Aku berpikir bagaimana anak–anak ini datang, bagaimana jika terjadi banjir. Mungkin aku yang terlalu

pemikir. Benar pula, saat aku gelisah pukul 19.15 mereka datang meski sedikit terlambat. Mereka datang dengan basah kuyup karena di area rumahnya tidak hujan. Antara tak tega, perasaanku campur aduk. Mereka kuijinkan untuk mengeringkan badan terlebih dahulu lalu belajar beberapa materi, hanya 60 menit mereka kuijinkan untuk pulang karena hujan tak kunjung reda. Apa yang kalian pikirkan? Mereka dijemput oleh orang tua?

“TIDAK!” Mereka tetap naik angkutan umum seperti biasa.

Dengan payung dari kami, mereka berjalan pulang menerjang hujan. Duh, kenapa hujan ini menambah kebaperanku. Seperti biasa, sampai di rumah mereka wajib laporan kondisi.

Bulan depan si kakak sudah memasuki ujian akhir, dia memilih melanjutkan SMK di sebuah SMK negeri di Surabaya dengan jurusan tata boga. Dengan percaya dirinya si kakak ini menceritakan keingingannya masuk dalam jurusan tersebut. Ah, tiap hari ini mereka sukses membuatku senang dengan tingkahnya.

Suatu hari, malam sekitar pukul 20.30 perjalanan pulang dari rumah orang tuaku ke tempat belajar kami, aku bertemu Bapak si dua anak ini. Beliau keluar dari salah satu tempat penitipan mobil, lalu berjalan ke ujung jalan besar. Sepeda motorku yang masih menyala kuikuti beliau hingga di ujung jalan, ternyata beliau naik angkutan umum pula pada jam semalam ini.

Sampailah pada saat yang menentukan, ujian akhir si kakak. Dalam setiap pemebelajaran bersama kami memang kakak ini sangat tekun rajin bertanya. Kami semua berharap hasil yang didapatkan sangat maksimal

sehingga kaka dapat bersekolah di tempat yang dia harapkan. Berbulan–bulan setelah ujian, pendaftaran siswa SMA dan SMK dimulai, ibarat kami memiliki anak sendiri, si kaka selalu mengupdate berita harian posisi klasemen dia.

Sampai di akhir pengumuman, kami dapat kabar baik. Ya, si kaka diterima di SMK dengan jurusan tata boga sesuai dengan harapannya. Dia bercerita diujung telepon sambal tertawa terbahak–bahak.

“Buuu, aku bisa masuk tata bogaaa!” Begitu teriaknya.

Sambil senyum sendiri aku pun mengucapkan selamat dan rasa banggaku pada dirinya.

Tak berhenti sampai di situ, kami juga mengawal si adek ini. Begitu dia kelas 9, si adek pun memasang target seperti sang kaka. Kali ini si adek berangkat sendirian karena kakak sudah lulus SMP. Setiap pukul 20.00 sudah kuinfo untuk pulang, mengingat dia seorang remaja putri yang harus pulang dan pergi sendirian menggunakan angkutan umum. Beberapa kali belajar bersama, semangat dan tingkah lakunya persis seperti si kakak.

Saat ujian akhir pun dimulai bagi si adek.

“Bu, saya ingin satu sekolah dengan Kakak,” curhatnya.

Sambil membesarkan hatinya, kami sama–sama berusaha agar hasil yang terbaik dapat diraih. Selama hari ujian kami sangat memanfaatkan waktu dengan baik, si adek pun tanpa menyerah seakan haus akan materi pembelajaran.

Sama seperti kakak, tiba hari pengumuman.

“Bu, nilaiku baik. Aku bisa kan Bu ke SMK sama seperti Kakak?” tanyanya.

“Bisa, Dek. Jangan lupa berdoa ya,” kataku sambil menguatkan hatinya.

Saat pendaftaran, kami kolaborasi bersama keluarga si adek. Masuklah pendaftaran.

Tibalah saat pengumuman, dan dia berhasil masuk satu sekolah bersama kakaknya. Syukur yang tak kuasa aku sampaikan karena sudah terlalu excited takut mengecewakan mereka sekeluarga. Mulai dari bapak hingga anak–anaknya.

Suatu saat, bapak kembali ke tempat belajar kami. Sama seperti waktu dulu beliau datang sekitar pukul 20.00 beliau berkata, “terima kasih atas bantuan ibu mendampingi putri saya dalam belajar.”

Sungguh aku pun berpikir tak semudah ini, mereka harus menempuh perjalanan jauh menggunakan angkutan umum. Selain itu mereka harus menerjang hujan demi 90 menit pembelajaran. Ah, semangatnya membuatku bertanya apa yang aku lakukan ini belum seperempat usaha mereka dalam mencari ilmu?

Beberapa tahun berlalu, berbagai kisah siswa dan siswi kami datang silih berganti dengan kelebihan dan kelemahan masing – masing. Sesaat kami pergi di sebuah pusat perbelanjaan, bahuku tiba–tiba ditepuk secara keras oleh dua orang anak yang tinggi badannya sudah melebihiku. Dengan dandanan ala anak zaman now, mereka menyapa. “Bu, Pak, masih inget aku?”

Yaa, kalau aku diminta mengingatnya itu seperti ikut tebak-tebakan. Sambil tersenyum mereka mengingatkan kami kembali masa–masa belajar bersama kami.

Mereka kaka beradek yang dulu kupuja semangat belajarnya, tingkah lakunya.

 “Ibu, aku sekarang kuliah di kampus ternama kota Surabaya, jurusan Sastra Inggris,” kata si Kakak.

Dengan perasaan campur aduk sekaligus bangga ternyata mereka bisa seberhasil ini. Dengan gemasnya tak sadar tangan mereka masih berayun–ayun dengan menggenggam tanganku.

“Bu, kabar Bapak baik? Kami sebetulnya tahu apa yang Bapak lakukan untuk membiayai dan menyupport kami selama ini.”

Aku terpaku mendengar penjelasannya.

“Sudah dewasa dia,” pikirku.

Lalu dia menutup pembicaraan. “Saya juga tahu, Bu, kalau Bapak setiap pulang selalu berjalan mencari angkutan melewati depan tempat kita belajar bu, sebetulnya saya ingin bapak sudah tidak perlu bekerja karena sudah sepuh.”

Bayangkan air mata yang aku tahan ini terus diproduksi dalam mataku. Akhirnya kututup pembicaraan kami. “Tetap berdoa ya agar Bapak selalu sehat dan lancar rejekinya.”

Setelah itu kami bertukar nomor HP dan saling mengucapkan salam perpisahan. “Pak, mereka sangat membanggakan, aku bangga telah mengenal mereka.” Namun, sayangnya saat ini, aku kehilangan kontak mereka. Aku hanya berharap kesuksesan dan kebahagian buat mereka semua.

SOAL AKM NUMERASI

SOAL AKM NUMERASI


BERIKUT ADALAH CONTOH SOAL AKM:

 

Senin, 26 Juli 2021

KKM KELAS 6 TAHUN 2021 - 2022

 KKM KELAS 6 TAHUN 2021 - 2022


Berikut KKM KELAS 6 TAHUN 2021 - 2022




UNTUK MENGUNDUH FILE KKM UTUH:

SEMOGA DAPAT DIPERGUNAKAN DENGAN BAIK